Jumat, 28 September 2018

pemulihan pasca operasi

Cepat atau tidaknya proses pemulihan pasca operasi sebenarnya tergantung dengan berbagai hal, termasuk kondisi pasien masing-masing dan jenis tindakan medis apa yang dilakukan. Ada beberapa tahapan pemulihan pasca operasi yang harus dijalani pasien, sampai ia diizinkan untuk pulang dan melakukan rawat jalan. Lalu, apa saja tahapan pemulihan pasca operasi tersebut?

Berbagai tahap pemulihan pasca operasi

Anda mungkin tidak akan merasakan sakit beberapa saat setelah keluar dari ruang operasi. Hal ini disebabkan karena obat bius masih bekerja di dalam tubuh. namun, tak perlu waktu yang lama, efek samping obat tersebut akan hilang dan proses pemulihan pasca operasi pun dimulai dari sini.

1.Efek samping obat anestesi mulai mereda

Setelah tindakan selesai dilakukan oleh tim medis di dalam ruang operasi, sebenarnya Anda tidak akan langsung di bawa ke ruang perawatan. Namun, Anda akan dipindahkan ke dalam ruangan transisi. Di sini, kondisi fisik Anda akan dipantau. Sebagian besar pasien akan mulai sadar, ketika berada di ruangan ini.
Bila Anda telah sadar sepenuhnya dan tidak mengalami komplikasi apapun setelah operasi, maka tim medis akan segera memindahkan Anda ke ruang perawatan.

2. Sakit kembali muncul sementara

Saat di ruang perawatan, maka efek samping obat bius biasanya telah hilang sepenuhnya. Saat itu, Anda akan mulai merasakan sakit di area tubuh yang dioperasi. Di tahapan ini, tentu Anda akan diberikan obat penghilang rasa sakit untuk meredakan nyeri yang muncul.
Tetapi, Anda juga harus menahan diri untuk tidak melakukan gerakan apapun, sebab hal tersebut akan meningkatkan rasa sakit. Bahkan batuk atau gerakan kecil saja bisa menyebabkan luka operasi Anda bertambah sakit. Oleh karena itu, Anda biasanya diminta untuk beristirahat total ketika masa pemulihan ini.

3. Luka bekas jahitan akan mulai pulih

Setelah beberapa hari, rasa nyeri pada bekas luka operasi Anda akan menghilang secara perlahan. Namun, Anda akan memasuki masa di mana Anda mungkin mengalami komplikasi akibat tindakan medis yang sebelumnya dilakukan.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi seperti perdarahan atau pembengkakan di area luka operasi. Hal ini bisa terjadi akibat infeksi pada luka. Oleh karena itu, biasanya tim medis Anda akan mengganti perban luka secara berkala untuk menghindari infeksi.

4. Boleh kembali ke rumah dan istirahat

Jika dalam 3-6 hari pasien tidak mengalami masalah apapun setelah operasi, maka pemulihan dapat dilakukan di rumah. Tetapi hal ini memang tergantung dengan masing-masing kondisi pasien dan hanya dokter Anda yang bisa memutuskan apakah Anda dapat melanjutkan pemulihan di rumah atau tidak.
Apabila Anda diizinkan untuk pulang, maka tanyakan pada dokter Anda terkait pantangan dan anjuran yang harus Anda lakukan selama pemulihan di rumah.

Komplikasi kesehatan yang mungkin terjadi ketika masa pemulihan di rumah

Meski sudah di rumah, namun tetap saja kondisi fisik Anda harus diperhatikan dan anjuran dokter sebaiknya dilakukan. Hindari berbagai hal yang mungkin akan menyebabkan Anda mengalami komplikasi setelah operasi. Berikut adalah hal-hal yang mungkin terjadi saat pemulihan pasca operasi di rumah:
  • Sulit bernapas
  • Demam tinggi, hingga mencapai lebih dari 39 derajat celcius
  • Kotoran berwarna hitam
  • Nyeri pada bagian tubuh yang dioperasi
  • Perdarahan atau pembengkakan pada luka operasi
  • Mengalami diaresembelit, mual, atau muntah
  • Tidak nafsu makan dan sulit menelan
sumber:https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/tahapan-pemulihan-pasca-operasi/

pertolongan pada patah tulang

Pertolongan Pertama pada Patah Tulang

- detikHealth
ilustrasi (foto: Thinkstock)ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta - Patah tulang umumnya disebut dengan fraktur dan digolongkan menjadi 2 macam, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Pada fraktur tertutup, tulang yang patah tidak sampai keluar melewati kulit. Sedangkan pada fraktur terbuka, sebagian atau keseluruhan tulang yang patah terlihat menembus kulit. Kasus ini dapat berbahaya karena korban kemungkinan akan kehilangan banyak darah dan rawan infeksi.

Jangan memindahkan korban kecuali ada tenaga medis yang berpengalaman, khususnya apabila bagian yang terluka adalah kepala, leher atau tulang belakang. Jika harus dipindahkan, pastikan bagian yang terluka tidak bergeser atau bergerak karena proses pemindahan. Contohnya, ikat bagian kaki yang terluka dengan kaki yang tidak terluka, baru kemudian dipindahkan.

Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala patah tulang antara lain:
- Korban merasa atau mendengar bunyi patahan tulang
- Bagian yang terluka terasa sakit sekali, terutama saat disentuh atau digerakkan
- Sulit menggerakkan bagian yang terluka
- Gerakan bagian tubuh yang terluka tidak normal atau tidak seperti biasanya
- Terlihat bengkak
- Ada rasa sensasi tidak enak pada ujung tulang tubuh yang terluka
- Terlihat ada perubahan bentuk
 Ukuran atau panjang tulang berbeda dengan pasangan tubuh lainnya
- Bagian tubuh yang luka terlihat membiru

Apabila menemui gejala-gejala di atas, penanganan darurat yang dapat dilakukan adalah:

1. Buka jalan napas, lakukan napas buatan jika diperlukan
2. Hentikan perdarahan apabila terjadi patah tulang terbuka. Gunting pakaian korban sebelum melakukan pertolongan.
3. Bila korban tak sadarkan diri, anggap ia mengalami luka di bagian kepala, leher atau tulang belakang.
4. Jangan mencoba untuk mengembalikan tulang yang terlihat keluar.
5. Jangan membersihkan luka atau menyisipkan sesuatu pada tulang yang luka meskipun tujuannya untuk menolong.
6. Tutup luka secara perlahan dengan kain steril atau perban untuk menghentikan perdarahan.
7. Tutup luka secara keseluruhan, termasuk tulang yang menonjol keluar.
8. Hubungi paramedis atau ambulans, jangan mengangkat korban yang terluka di bagian kepala, leher atau tulang belakang tanpa memakai tandu. Jaga kepala tetap lurus dengan badan.
9. Bila pertolongan medis belum datang sementara korban harus dibawa ke rumah sakit, gunakan splint di atas dan di bawah luka sebelum korban dipindah.
10. Jangan memberi minuman atau makanan pada korban

sumber:https://health.detik.com/first-aid/d-2061424/pertolongan-pertama-pada-patah-tulang

penangann pertama pada mimisan

Mimisan


Hampir semua orang pernah mengalami mimisan. Kondisi ini cenderung menakutkan dan menyebabkan kepanikan, khususnya jika terjadi pada anak-anak atau lansia. Perlu diketahui bahwa mimisan atau epistaksis merupakan kondisi yang umum terjadi dan biasanya tidak mengancam jiwa.
Mimisan adalah pendarahan yang terjadi dari hidung. Darah dapat keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung dengan durasi yang berbeda-beda. Ada yang mengalaminya hanya selama beberapa detik, dan ada yang lebih dari 10 menit.
Nosebleed
Ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami mimisan, yaitu anak-anak berusia 2 hingga 10 tahun, lansia, ibu hamil, orang yang sering mengonsumsi obat pengencer darah (seperti aspirin) dan obat antikoagulan, serta pengidap kelainan darah, seperti hemofilia.

Gejala-gejala Mimisan yang perlu Diwaspadai

Kondisi ini umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, Anda tetap perlu berhati-hati karena mimisan mungkin saja mengindikasikan adanya penyakit-penyakit tertentu. Beberapa indikasi dan mimisan yang sebaiknya diwaspadai meliputi:
  • Mimisan yang berlangsung lebih dari 30 menit. Jika mengalaminya, Anda sebaiknya segera ke rumah sakit.
  • Mimisan yang terjadi pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun.
  • Mimisan dengan volume darah yang banyak.
  • Mimisan yang terjadi setelah operasi di daerah hidung atau sinus.
  • Sering mimisan dalam waktu singkat.
  • Detak jantung yang tidak beraturan.
  • Kesulitan bernapas.
  • Apabila Anda sedang mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin atau warfarin.
  • Muntah darah karena menelan banyak darah.
  • Demam atau mengalami ruam.
  • Mimisan yang terjadi setelah Anda mengalami cedera.
  • Kulit berubah pucat.
  • Mimisan yang disertai pendarahan dari bagian lain tubuh, misalnya pada urine.
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera menghubungi dokter atau ke rumah sakit.

Jenis dan Penyebab Mimisan

Dinding dalam hidung kita penuh dengan pembuluh darah halus yang terletak mendekati lapisan kulit sehingga mudah rusak. Berdasarkan lokasi pendarahan yang terjadi, mimisan terbagi dalam dua jenis, yaitu anterior atau bagian depan dan posterior atau bagian belakang.
Lebih dari 90 persen kasus mimisan merupakan jenis anterior yang termasuk mudah ditangani. Pada jenis mimisan ini, pendarahan terjadi dari bagian depan hidung. Mimisan ini juga umumnya dialami oleh anak-anak.
Sedangkan pada mimisan jenis posterior, pendarahan berasal dari pembuluh darah yang terletak di bagian belakang hidung (di antara langit-langit mulut dan rongga hidung). Mimisan yang umumnya jarang terjadi ini cenderung lebih serius dengan volume pendarahan yang lebih banyak. Kelompok orang yang sering mengalaminya adalah orang dewasa dan lansia.
Mimisan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Faktor pemicunya bisa berupa penggunaan obat-obatan, keturunan, hingga penyakit. Beberapa di antaranya adalah:
  • Proses buang ingus yang terlalu kencang.
  • Tidak sengaja melukai dinding hidung saat mengorek hidung.
  • Udara yang kering dan dingin. Lapisan dalam hidung yang kering menjadikannya lebih rentan terluka dan terinfeksi.
  • Bentuk hidung yang bengkok, misalnya karena keturunan atau cedera.
  • Sinusitis akut atau kronis.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya aspirin, antikoagulan, atau obat pelega pernapasan yang berlebihan.
  • Iritasi akibat senyawa kimia, misalnya amonia.
  • Cedera hidung.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti menghirup kokain.
  • Operasi hidung.
  • Tumor pada rongga hidung.
  • Kelainan pada kemampuan pembekuan darah, misalnya hemofilia.
  • Konsumsi alkohol.

Metode Penanganan Mimisan

Pada umumnya, mimisan adalah kondisi yang dapat ditangani sendiri di rumah. Berikut ini adalah beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan jika Anda atau anak Anda mimisan.
  • Duduk tegak dan jangan berbaring. Posisi duduk akan mengurangi tekanan pada pembuluh darah hidung sehingga dapat menghentikan pendarahan.
  • Condongkan tubuh ke depan sehingga darah keluar lewat hidung dan tidak masuk ke tenggorokan.
  • Keluarkan dan buang darah yang mengalir ke mulut. Menelan darah dapat memicu keinginan untuk muntah.
  • Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk memencet hidung selama sekitar 10 menit. Langkah ini akan memberi tekanan pada sumber pendarahan sehingga menghentikan darah. Jangan lupa untuk bernapas lewat mulut.
  • Letakkan kompres dingin pada pangkal hidung untuk memperlambat pendarahan.
Setelah mimisan berhenti, usahakan agar Anda tidak membuang ingus, membungkuk, atau melakukan aktivitas berat selama setidaknya 24 jam. Langkah ini juga dapat mencegah terjadinya iritasi pada hidung.
Apabila mimisan tidak kunjung berhenti setelah 20 menit, Anda sebaiknya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Penentuan jenis penanganan ini tergantung kepada penyebab mimisan.
Prosedur operasi juga dapat menjadi pilihan jika dibutuhkan. Contoh-contoh prosedur yang dapat menjadi alternatif adalah:
  • Membakar pembuluh darah yang sobek menggunakan nitrat atau arus listrik.
  • Menyumbat hidung dengan kapas atau perban kasa agar pembuluh darah bisa ditekan sehingga mimisan berhenti. Pasien biasanya akan dirawat di rumah sakit agar kondisinya bisa dipantau.
  • Operasi kecil untuk mengikat pembuluh darah di bagian belakang hidung yang mengalami pendarahan.

Langkah Pencegahan Mimisan

Bekas luka pada pembuluh darah sehabis mimisan biasanya dapat membentuk koreng dan membuat hidung terasa tidak nyaman. Tetapi jangan mengorek koreng tersebut karena hal ini dapat kembali memicu mimisan.
Hidung juga umumnya akan lebih rentan terkena iritasi atau infeksi setelah mimisan. Karena itu, menjauhlah sebisa mungkin dari pengidap flu, batuk, atau pilek. Menghindari rokok, minuman keras, serta minuman panas juga dapat membantu.
Di samping menghindari kambuhnya mimisan, ada sejumlah langkah pencegahan yang mungkin berguna . Langkah-langkah sederhana tersebut meliputi:
  • Berhati-hatilah saat mengorek hidung. Jangan terlalu dalam.
  • Jangan membuang ingus terlalu kencang.
  • Berhenti merokok. Rokok dapat mengurangi kelembapan hidung dan meningkatkan risiko iritasi hidung.
  • Gunakan obat pelega hidung sesuai dengan dosis pada kemasan atau anjuran dokter.
  • Diskusikan dengan dokter jika Anda pernah mimisan dan harus menggunakan obat antikoagulan.
sumber:https://www.alodokter.com/mimisan.html

penjelasan usus buntu

Penyakit Usus Buntu


Penyakit usus buntu adalah peradangan atau pembengkakan apendiks atau usus buntu.  Sedangkan usus buntu adalah organ berbentuk kantong kecil dan tipis berukuran 5 hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar. Hingga saat ini, alasan kenapa kita memiliki usus buntu masih belum diketahui.
alodokter-usus-buntu
Pengangkatannya pun tidak memengaruhi kondisi kesehatan. Namun penyakit usus buntu atau apendisitis berpotensi memicu komplikasi yang serius.
Apendisitis merupakan penyakit umum yang bisa menyerang siapa saja. Tetapi, kalangan muda yang berusia 10 sampai 30 tahun adalah kelompok orang yang paling sering mengalami kondisi ini.

Gejala-gejala Penyakit Usus Buntu

Gejala utama pada penyakit usus buntu adalah sakit perut. Meski demikian, tidak semua jenis sakit perut akan berujung pada apendisitis.
Sakit perut yang mengindikasikan penyakit ini biasanya berawal di perut bagian tengah. Pada awalnya, rasa sakit itu akan datang dan pergi. Beberapa jam kemudian, rasa sakit akan berpindah ke perut kanan bawah (tempat usus buntu berada) sebelum akhirnya bertambah parah dan terus menerus terasa sakit.
Rasa sakit juga akan bertambah parah ketika terjadi penekanan pada bagian perut tersebut. Begitu juga pada saat Anda batuk atau berjalan. Beberapa gejala lain yang dapat menyertai sakit perut itu antara lain:
Penyakit usus buntu juga sering dikira sebagai penyakit lain, seperti keracunan makanan, sindrom iritasi usus yang parah, konstipasi biasa, dan infeksi saluran kemih. Wanita muda juga sering mengira gejala penyakit ini sehubungan dengan kandungan, seperti kehamilan ektopik atau nyeri menstruasi.
Konsultasikan kepada dokter apabila Anda mengalami sakit perut yang perlahan-lahan makin parah. Segera panggil ambulans jika sakit perut Anda  bertambah parah secara mendadak dan menyebar ke seluruh perut. Ini mengindikasikan kemungkinan pecahnya usus buntu yang dapat memicu peritonitis (infeksi serius pada lapisan perut bagian dalam).

Penyebab Penyakit Usus Buntu

Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan pasti, sehingga pencegahannya juga belum diketahui. Meski demikian, sebagian besar apendisitis diperkirakan terjadi akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju usus buntu oleh:
Penyumbatan tersebut akan menyebabkan terjadinya inflamasi dan pembengkakan. Tekanan akibat pembengkakan akan memicu pecahnya usus buntu.

Proses Diagnosis Penyakit Usus Buntu

Gejala-gejala yang identik dengan peradangan usus buntu terkadang hanya ditemukan pada sebagian penderita. Gejala tersebut juga cenderung mirip dengan penyakit lain sehingga sulit didiagnosis.
Letak usus buntu pada tiap orang berbeda-beda. Hal ini juga dapat mempersulit proses diagnosis. Ada yang terletak di bagian lain, misalnya pada rongga panggul, di belakang usus besar atau di bawah organ hati.
Dokter biasanya akan menanyakan gejala-gejala Anda sebelum mengadakan pemeriksaan lebih lanjut yang berupa:
  • Pemeriksaan fisik untuk mengonfirmasi rasa sakit pada perut. Bagian di sekitar usus buntu (perut kanan bawah) akan ditekan secara perlahan-lahan. Ketika tekanan dilepaskan oleh dokter, sakit perut akibat apendisitis umumnya akan bertambah parah.
  • Tes darah guna memeriksa jumlah sel darah putih yang menandakan adanya infeksi.
  • Tes urine untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit lain, misalnya infeksi saluran kemih atau batu ginjal.
  • CT scan atau USG agar kondisi usus buntu bisa diperiksa. Misalnya, membengkak atau tidak.
  • Pemeriksaan organ intim dan tes kehamilan bagi wanita yang belum menopause. Prosedur ini berfungsi menghapus kemungkinan adanya penyakit yang berhubungan dengan organ kewanitaan.

Langkah Pengobatan Penyakit Usus Buntu

Langkah pengobatan utama untuk penyakit usus buntu adalah melalui prosedur operasi pengangkatan usus buntu atau yang dikenal dengan istilah apendektomi. Usus buntu tidak memiliki fungsi yang penting bagi tubuh manusia dan pengangkatannya tidak akan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Menjalani operasi jauh lebih aman daripada menunggu hasil konfirmasi adanya peradangan usus buntu. Makin lama menunggu, risiko pecahnya usus buntu akan makin meningkat.
Sama seperti semua operasi, apendektomi tetap memiliki risiko seperti munculnya infeksi pada luka operasi serta pendarahan. Tetapi, operasi ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Terdapat dua jenis apendektomi yang dapat dilakukan, yaitu operasi laparoskopi atau ‘lubang kunci’ dan bedah sayatan terbuka. Keduanya dilakukan dengan pembiusan total.
Operasi pengangkatan usus buntu melalui prosedur ‘lubang kunci’ (laparoskopi) lebih banyak dipilih, terutama bagi pasien manula atau yang mengalami obesitas. Laparoskopi hanya membutuhkan beberapa sayatan kecil pada perut untuk mengangkat usus buntu sehingga masa pemulihan pasien akan jauh lebih cepat. Pasien biasanya akan diizinkan pulang setelah beberapa hari atau bahkan 24 jam.
Namun, tidak semua penderita penyakit usus buntu dapat menjalani operasi laparoskopi, misalnya karena usus buntu sudah pecah atau infeksinya yang sudah menyebar. Apabila ini terjadi, penderita membutuhkan prosedur bedah sayatan terbuka untuk mengangkat usus buntu sekaligus membersihkan rongga perut.
Proses operasi ini biasanya membutuhkan masa pemulihan selama satu minggu sebelum pasien diizinkan pulang. Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas secara normal dalam 2 hingga 3 minggu. Tapi aktivitas berat disarankan untuk dihindari selama 1 sampai 2 bulan setelah operasi.
Pemantauan masa pemulihan juga sangat penting. Segera hubungi dokter atau rumah sakit tempat Anda dioperasi jika Anda mengalami gejala-gejala infeksi seperti muntah-muntah, rasa nyeri dan pembengkakan yang semakin parah, demam, luka operasi terasa panas, atau ada cairan yang keluar dari luka operasi.
Penyakit usus buntu juga bisa menyebabkan gumpalan atau benjolan pada usus buntu yang terdiri dari jaringan usus buntu dan lemak. Benjolan tersebut terbentuk karena upaya alami tubuh untuk mengatasi radang usus buntu ini. Dokter biasanya tidak menganjurkan Anda untuk segera menjalani operasi. Anda akan diberikan antibiotik selama beberapa minggu agar infeksi gumpalan usus buntu berkurang sebelum dioperasi.

Komplikasi Pecahnya Usus Buntu

Penyakit usus buntu yang tidak diobati berisiko untuk pecah dan dapat berakibat fatal. Segera hubungi rumah sakit jika sakit perut Anda mendadak makin parah dan menyebar ke seluruh perut. Ini mengindikasikan kemungkinan pecahnya usus buntu yang dapat memicu sejumlah komplikasi seperti:
  • Peritonitis. Ini adalah peradangan peritoneum, yaitu jaringan tipis yang melapisi dinding perut bagian dalam dan organ-organ di dalam rongga perut. Peradangan ini disebabkan oleh bakteri dari dalam usus buntu yang pecah. Gejalanya meliputi sakit perut yang parah dan terus-menerus, muntah, detak jantung cepat, demam, daerah perut yang membengkak, serta napas pendek dan terengah-engah. Komplikasi ini biasanya ditangani dengan pemberian antibiotik dan operasi pengangkatan usus buntu
  • Abses, yaitu kantong kumpulan nanah yang terasa sakit. Komplikasi ini muncul sebagai usaha alami tubuh untuk mengatasi infeksi akibat usus buntu yang pecah. Penanganannya dilakukan dengan penyedotan nanah dari abses atau terkadang dengan antibiotik. Jika ditemukan dalam operasi, abses dan bagian di sekitarnya akan dibersihkan dengan hati-hati dan diberi antibiotik.
sumber:https://www.alodokter.com/penyakit-usus-buntu.html

penjelasan down syndrom

Definisi

Apa itu down syndrome?

Down syndrome adalah kondisi genetik yang menyebabkan gangguan belajar dan ciri fisik tertentu.
Kondisi ini berlangsung seumur hidup, namun dengan perawatan yang tepat, orang dengan Down syndrome dapat bertumbuh dengan sehat, hidup dengan bahagia dan produktif bagi lingkungan.

Seberapa umumkah down syndrome?

Down syndrome adalah salah satu kelainan genetik yang paling umum terjadi. Down syndrome terjadi sejak masa awal kehidupan.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala down syndrome?

Gejala-gejala umum dari Down syndrome adalah:
  • Fitur wajah yang datar
  • Kepala berukuran kecil
  • Leher pendek
  • Mulut berukuran kecil dan lidah yang terjulur
  • Otot kurang terbentuk dengan sempurna
  • Ada celah antara jari kaki pertama dan kedua
  • Telapak tangan yang lebar dengan jari-jari yang pendek dan satu lipatan pada telapak
  • Berat dan tinggi badan rendah dibanding rata-rata
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Bayi Anda harus segera dibawa ke dokter bila mengalami gejala-gejala berikut ini.
  • Gangguan pada perut seperti sakit perut, perut bengkak, muntah.
  • Gangguan pada jantung, seperti diskolorasi pada bibir dan jari-jari, kesulitan bernapas atau kesulitan pada saat makan atau melakukan sesuatu secara tiba-tiba.
  • Bertingkah aneh atau tidak dapat melakukan sesuatu yang biasanya dapat dilakukan.
  • Menunjukkan masalah kesehatan jiwa, seperti gelisah atau depresi.

Penyebab

Apa penyebab down syndrome?

Tubuh yang normal memiliki 46 kromosom, setengahnya berasal dari ibu dan setengah dari ayah. Down syndrome terjadi akibat pembagian yang tidak biasa pada kromosom ke-21. Orang dengan Down syndrome memiliki 47 kromosom. Tambahan pada kromosom ke-21 menyebabkan gangguan jiwa dan fisik dari Down syndrome.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk down syndrome?

Ada banyak faktor risiko untuk Down syndome, yaitu:
  • Kehamilan di usia yang tua: semakin tua usia Anda saat hamil, bayi Anda memiliki risiko yang lebih besar terhadap Down syndrome. Risiko meningkat mulai usia ibu hamil 35 tahun ke atas.
  • Bayi sebelumnya lahir dengan Down syndrome.
  • Faktor keturunan: ayah dan ibu dapat mewariskan kelainan genetik ini pada anak.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk down syndrome?

Down syndrome tidak dapat diobati. Namun, penting untuk orangtua menyadari kondisi ini secepat mungkin dan membantu bayi sejak dini.
Jika anak Anda memiliki Down syndrome, Anda mungkin memerlukan bantuan dari dokter atau kelompok dukungan untuk memberi anak perawatan medis dan mendorongnya mengembangkan ketrampilan sosial yang penting.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk down syndrome?

  • Selama kehamilan, tes deteksi dini dan diagnostik dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah bayi memiliki Down syndrome.
  • Setelah kelahiran, sampel darah bayi dapat diambil dan dianalisis untuk melihat adanya kromosom ke-21 yang menyebabkan Down syndrome.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi down syndrome?

Apabila anak Anda didiagnosis dengan Down syndrome, mungkin akan terasa sulit bagi Anda. Anda perlu mencari sumber dukungan di mana Anda dapat mempelajari informasi dasar mengenai kondisi ini dan bagaimana merawat dan mengembangkan ketrampilan anak, seperti:
  • Mencari ahli profesional atau orang yang memiliki masalah yang sama dengan Anda. Anda dapat berbagi informasi dan solusi bagi anak Anda.
  • Jangan putus asa: banyak anak dengan Down syndrome masih dapat hidup dengan bahagia dan melakukan hal-hal yang produktif dan berguna bagi sekitar. Jangan merasa kehilangan harapan terhadap masa depan anak Anda.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Sabtu, 08 September 2018

menjaga kesehatan tubuh

BERGERAK LEBIH AKTIF UNTUK DAMPAK YANG POSITIF


Tubuh adalah bagian penting dari dirimu, karena itu wajib untuk dijaga kesehatannya. Tanpa tubuh yang sehat dan kokoh, sulit bagimu untuk mejadi versi terbaik dari dirimu. Sama halnya dengan kesehatan tulang, sendi, dan ototmu. Ketiga aspek tersebut bekerja sama untuk memberi dukungan, keseimbangan dan menjaga bentuk tubuhmu, sehingga kamu bisa bergerak dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan mudah. Hal pertama yang harus dilakukan untuk menjaganya adalah melalui gaya hidup sehat. Salah satu hal mendasar yang harus kamu terapkan adalah olahraga secara teratur. Dengan melakukan aktivitas ini kamu dapat meningkatkan kepadatan tulang dan membuat otot yang mengelilingi sendi-sendi menjadi kuat.
Banyak motivasi yang dapat membuat seseorang rutin berolahraga, mulai dari keinginan menurunkan atau menambah berat badan, mengecilkan perut, mengecilkan paha, meninggikan badan, dan lain sebagainya. Namun apa pun motivasimu, melakukan aktivitas fisik ini tentu akan membawamu kepada kualitas kesehatan yang lebih baik dan dampak yang positif bagi dirimu. Yuk, mulai berolahraga dengan panduan berikut!
  • Awali olahraga dengan pemanasan dan akhiri dengan pendinginan. Lakukan kira-kira selama 5-10 menit. Saat melakukan pemanasan dan peregangan, lakukan secara perlahan, kira-kira sekitar 20-30 detik.
  • Kamu bisa coba melakukan jalan sehat yang dimulai dengan tempo lambat, kemudian tingkatkan kecepatan berjalan secara bertahap. Jenis olahraga ringan ini baik untuk otot dan sendimu, karena akan membuat otot-otot dan sendi bergerak dan meningkatkan kekuatannya.
  • Kemudian, coba lakukan senam aerobik tiga kali seminggu dengan durasi 20-60 menit setiap kalinya. Senam aerobik mengandung rangkaian gerakan yang dapat mengaktifkan otot-otot tubuh. Jika dilakukan secara teratur dan konsisten, aktivitas ini akan menstimulasi perkembangan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis.
  • Bila sudah mulai terbiasa berolahraga, kamu bisa melakukan olahraga yang lebih berat seperti bersepeda, berenang, menari, atau mendaki gunung. Melakukan jenis olahraga tersebut juga akan membuat tulang menjadi sehat dan kuat karena sering dilatih menanggung beban, serta membantu meningkatkan kekuatan dan keseimbangan otot untuk mencegah terjatuh.
  • Ajak teman, keluarga, atau pasangan untuk melakukan olahraga bersama agar lebih bersemangat.
  • Usahakan untuk lebih aktif bergerak di mana pun dirimu berada, salah satunya dengan memilih menggunakan tangga daripada lift atau eskalator. Bila bangunan terlalu tinggi, kamu bisa naik tangga sampai lantai tiga atau empat, kemudian dilanjutkan menggunakan lift.
Berapa pun usiamu, apa pun pekerjaan dan aktivitasmu, tidak ada alasan untuk tidak berolahraga. Yuk, sempatkan untuk tetap bergerak lebih aktif dari sebelumnya untuk dapatkan hasil yang positif! Pastikan untuk terus dukung aktivitas padatmu dengan minum Anlene 2 kali sehari! Anlene lebih dari sekedar susu, diperkaya dengan formula movemax yang memberikan lebih banyak nutrisi untuk tulang sendi, dan otot agar kamu bisa melakukan lebih banyak hal dan menjadi versi terbaik dari dirimu, #KarenaKitaLebih
.Hasil gambar untuk gambar orang sehat